METODE PEMBELAJARAN JABAROIL Dan BMQ ATTARTIL

Diposting pada tanggal 6 August 2019
METODE PEMBELAJARAN JABAROIL Dan BMQ ATTARTIL

METODE PEMBELAJARAN JABAROIL Dan BMQ ATTARTIL

Oleh : H. Imam Syafi’i, S. Pd.I, MM.

  1. MUQADDIMAH

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, dan semoga shalawat beriring salam senantiasa tersampaikan kepada junjungan kita Rasulillah Muhammad SAW, yang telah menjadi manusia pilihan untuk menerima wahyu berupa lafadh dari Allah (Kalamullah atau Al Quran). Al Quran adalah mu’jizat yang abadi hingga hari kiamat, tidak ada suatu makhlukpun yang mampu membuat seperti Al Quran, karena tersampaikan secara mutawattir dari Allah melalui malaikat jibril a.s dan langsung kepada Nabi Muhammad SAW.

Al Quran harus dijadikan sebagai petunjuk dalam segala segi kehidupan, sekaligus sebagai tarbiyah bagi kita semua,  yang dimulai dari membaca, kemudian memahami kandungan,  serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai pedoman hidup, sudah selayaknya Al Quran mendapat perhatian serius untuk dibaca, dikaji, dipahami, dan kemudian diamalkan dalam kehidupan.

Banyak manusia ( bangsa ) yang diangkat derajatnya oleh Allah SWT karena Al Quran.  Sebaliknya tidak sedikit manusia ( bangsa ) yang dihinakan ( direndahkan derajatnya ) oleh Allah SWT juga karena Al Quran.

Perkembangan peradapan dan Ipteks ( Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Budaya ) yang tidak dijiwai dengan nilai-nilai agama telah menyebabkan manusia terseret kepada pola kehidupan yang materialistis dan mendewakan akal. Secara perlahan tapi pasti, kenyataan ini menyebabkan munculnya jiwa-jiwa gersang, yang menyerang berbagai lapisan masyarakat. Pada akhirnya terjadilah pergeseran dan kerusakan tatanan kehidupan manusia yang makin menjauh dari nilai-nilai luhur ajaran agama dan jauh dari petunjuk Al Quran.

Kenyataan ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut, agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Tindakan memasyarakatkan Al Quran perlu diintensifkan mulai dari pembaca, pendalaman/ pengkajian sampai pada pengamalan dalam kehidupan.

Kemampuan membaca Al Quran merupakan ilmu dasar bagi kita umat Islam, agar dapat memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran Islam dalam bentuk karya yang nyata baik berupa perikalu akhlaqul karimah maupun penemuan-penemuan keilmuan baru yang bersifat ilmiyah dan dapat bermanfaat bagi seluruh alam dan bukan sebaliknya yang malah membuat kerusakan-kerusakan baru. Hal ini tidak akan terwujud tanpa sebuah proses yang tertib. Bukankah Allah SWT telah memerintahkan kepada umat manusia untuk mampu membaca dengan sebenar-benarnya “membaca”. Manusia dikatakan bisa membaca dengan sebenarnya membaca, apabila ia telah mampu menyatukan  tiga unsur, yakni lisannya mampu mengucapkan apa yang ditangkap oleh indranya, akalnya dapat  memahami, dan hatinya cenderung untuk mengamalkan.

Apa yang sebenarnya harus dibaca pertama kali oleh lisan sebagai unsur pertama dikatakan baca dengan sebenarnya membaca? Tidak lain adalah kalam-kalam Ilahi yang pernah ditulis oleh pena-Nya pada saat tercipnya makhluq pertama kali sebelum terciptanya alam jagat raya ini. Yaitu Nur Muhammad dan Arsy. Kemudian catatan-catatan dari kalam-kalam itu disimpan-Nya di Lauhul Mahfudz. Setelah itu kemudian diturunkan dengan 2 (dua) tahapan :

Pertama, turun secara keseluruhannya sebanyak 30 juz dari Lauhul Mahfudh ke Baitul Izza (langit dunia) pada malam Lailatul Qadar, berdasar pada ayat (Q.S : 44 ayat 1 s.d 3 )

حمٓ Ù¡  وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلۡمُبِينِ Ù¢  إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ Ù£

Artinya :

(1).  Haa miim.

(2).  Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan,

(3). Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang       

       diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

Dan diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, “ Allah menurunkan Al Quran pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan ke langit dunia secara keseluruhan, kemudian dia menurunkannya secara berangsur-angsur “ ( HR. Ath-Thobrani).

Kedua,   turun ke langit bumi secara ber-angsur-angsur selama kurang lebih masa 23 tahun kepada sosok hambanya yang Ummi ( Muhammad SAW ). Turun pertama kali sebanyak lima ayat yang merupakan ayat petunjuk bagi kita. Yaitu kewajiban untuk mencari ilmu dan belajar, sehingga yang semula kita tidak tahu kemudian menjadi tahu. (Q.S ; 96 ayat 1 s.d 5 ) yaitu :

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ Ù¡  خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ Ù¢  ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ Ù£  ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ Ù¤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا Ù„ÙŽÙ…Û¡ يَعۡلَمۡ Ù¥

Artinya :

(1).  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

(2).  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

(3).  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

(4).  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

(5).  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Kalam-kalam Ilahi itulah yang menjadikan kita cerdas. Kemudian mampu berkarya sehingga memiliki apa saja yang semula kita tidak memiliki apa-apa. Semua itu karena bacaan-bacaan yang tertulis dalam kitab dan tidak ada keraguan didalamnya. Dan dapat di jadikan petunjuk kalau ingin menjadi orang-orang yang bertaqwa. Sedangkan bukti orang-orang yang bertaqwa itu ada lima sebagaimana tersebut dalam Q.S : 2 ayat 3 s.d 4 yaitu:

ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ ٤

Artinya:

(3).  (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.  (4).  Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

Bukti pertama sebagaimana disebutkan diayat diatas adalah beriman kepada sesuatu yang ghoib. Ghoib yang dimaksud tiada lain adalah Dialah Allah SWT. Beriman, adalah membuktikan keyakinan yang diawali dengan ucapan lisan, diteruskan dengan perbuatan dan diyakini dalam hati. Bagaimana kita bisa mengatakan beriman dan bertaqwa Kepada Allah, sementara membaca Kitab ( Al Quran ) saja tidak mampu dengan baik dan benar? Padahal, jika kita telah mampu membaca-Nya dengan baik dan benar (Tartil) saja, yang demikian itu belum layak untuk dikatakan mampu membaca Al Qur’an dengan sebenarnya membaca. (lihat keterangan di muqoddimah pada alenia ke -6 diatas). Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah SWT pada Q.S : 2 ayat 121.

ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَتۡلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ١٢١

 (121).  Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.

Oleh karena itu upaya peningkatan kemampuan baca Al Quran merupakan tuntutan yang segera harus  dilaksanakan.

  1. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DALAM MEMBACA AL QURAN DENGAN TARTIL.

Faktor-faktor keberhasilan dalam membaca Al Quran dengan “ Tartil “ menurut hasil penelitihan dari tim penyusun BMQ At tartil ditentukan dari ke – 3 hal, sebagai berikut:

Guru yang berkualitas atau memiliki kompetensi, Adapun kompetensi itu diantaranya :

  1. Tartil membaca Al Qur’an
  2. Lulus PGPQ tertentu yaitu PGPQ At tartil.

PGPQ At tartil adalah  Pendidikan guru pengajar Al Quran yang diselenggarakan oleh Yayasan Belajar Membaca Al Quran At tartil dengan memakai bahan ajar berupa buku Belajar Membaca Al quran ( BMQ ) “At tartil “. Merupakan sebuah program pendidikan pembelajaran bagi guru dan calon guru Al Quran yang bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dan pengetahuan tentang tata cara membaca Al Quran dengan tartil berdasarkan kaidah-kaidah ulumut tajwid, akan tetapi juga memberikan bekal keterampilan tentang sistem / metode pengajaran Al Qur’an yang benar, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh malaikat Jibril a.s kepada nabi Muhammad SAW, serta memiliki kemampuan dalam mengelola kelembagaan Al Quran (TPQ dan sejenisnya) secara profesional.

 

  1. Menguasai salah satu buah lagu murottal.
  2. Menguasai metodologi dan mampu mengelola sistem pengelolaan kelas dengan baik dan benar.
  3. Media pembelajaran atau bahan ajarnya tersedia dengan mudah ( Buku Belajar Membaca Al Quran At tartil).

Mengapa harus BMQ At tartil?

Jawab:

Buku belajar membaca Al Quran ( BMQ ) “ At tartil “ yaitu sebuah buku panduan belajar membaca Al Quran, yang kemudian untuk memudahkan penyebutan dengan istilah BMQ At tartil, yang terdiri dari 6 jilid. Secara khas buku ini disusun menurut aturan tata cara belajar membaca Al Quran yang sesuai dalam ketentuan dalam kaidah ulumut tajwid, yaitu wajib yang harus dipastikan pertama kali adalah mengetahui tentang urutan dari Makharijul Huruf, kemudian secara berurutan mengetahui tentang Shifatul Huruf ( Lazimah dan ‘Aridhoh ), serta faham dan mengetahui akan ibtida’ waqof dan seluk beluk rosm ‘Usmany.

Dasar disusunnya BMQ At tartil adalah dari Firman Allah yang tersebutkan dalam  Al Quran Surat ke -73 ayat 4 yaitu :

 Ø£ÙŽÙˆÛ¡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا Ù¤

Artinya ; “ Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan “.

Makna Tartilaa atau At tartil adalah perlahan-lahan maksudnya, sebagaimana yang disabdakan oleh Sayyidinah Ali ra:

الترتيل هو تجويد الحروف ومعرفة الوقوف

Artinya : “ Tartil adalah membaguskan (mengindahkan) huruf Al Qur`an dan mengetahui letak waqofnya ”.

 : تجويد الحروف

1.       Makhorijul Huruf.

2.       Sifatul huruf.

3.       Ahkamul huruf.

4.       Ahkamul mad wal qosr

 : معرفة الوقوف

1. Al Waqfu wal ibtida’

2. Muro’atul huruf wal      harokat.

3. Muro’atul ayat wal kalimat.

4. Adabut tilawah.

 

Penjelasan sebagaimana tersebut diatas yaitu  تجويد الحروف  (Makhorijul huruf, Sifatul huruf, Ahkamul huruf dan Ahkamul mad wal qosr) dan معرفة الوقوف ( Al waqfu wal ibtida’, Muro’atul huruf wal harokat, Muro’atul ayat wal kalimat dan Adabut tilawah ) adalah telah bersesuaian dengan apa yang pernah dikatakan oleh Asy Syekh Ibnu Al Jazary yaitu :

اذ واجب عليهم محتم                             قبل الشروع  ا ولا  ان يعلموا

“ wajib  atas  mereka ( orang-orang  yang  berkaitan  dengan  bacaan al quran )  harus  mengetahui  sebelumnya “

مخارج الحروف والصفات                     لينطقوا  با فصح  اللغات

“ tentang makhorijul huruf (beberapa tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifatnya, agar mereka mampu membaca al quran dengan fashih (jelas sejelas-jelasnya) “

 

محرري التجويد والمواقف                     ÙˆÙ…االذي رسم فى المصاحف

“ mampu menjaga tajwid, faham dan tahu ibtida’ – waqof serta mengetahui tentang selok belok rosm ‘utsmany “.

Atas dasar uraian diataslah, maka disusunlah bahan ajar “ BMQ (Belajar Membaca Al quran) At tartil “yang terdiri dari 6 jilid. 

  1. Dilaksanakan dengan metodologi yang benar, serta mampu mengelola sistem pengelolaan kelas dengan baik.

Dalam muqoddimah diatas telah disampaikan bahwa Al Qur’an adalah mu’jizat yang abadi hingga hari kiamat, tidak ada suatu makhlukpun yang mampu membuat seperti Al Quran, karena tersampaikan secara mutawattir dari Allah melalui malaikat jibril dan langsung kepada Nabi Muhammad SAW.

Dari Aisyah ra, ia berkata, “ Awal mula wahyu yang pertama datang kepada Rasulallah SAW adalah berupa mimpi yang baik dalam tidur, maka setiap mimpi Rasulallah SAW selalu datang bagaikan Falaq (Cakrawala) menyendiri di gua Hira’, beribadah disana beberapa malam sebelum beliau pulang kepada keluarganya, beliau membawa bekal untuk itu, kemudian pulang kepada Khadijah mengambil bekal seperti biasa, sehingga datang kebenaran kepada beliau ketika di gua Hira’, malaikat Jibril mendatanginya seraya berkata, “ Bacalah! “, beliau menjawab “ Aku tidak dapat membaca “ kata Nabi SAW, “ Ia memeluk lalu melepaskan aku sampai aku lelah, kemudian ia memerintahku, katanya “ Bacalah! “, maka aku  menjawab “ Aku tidak dapat membaca “  Ia memelukku dan melepaskan lagi “ Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya “. Kemudian Rasulallah SAW pulang dengan membawa wahyu itu dengan dada berguncang “ ( HR. Bukhari ).

Dengan demikian, maka kita wajib untuk mencontoh atau meniru bagaimana caranya malaikat Jibril mengajarkan Al Quran kepada nabi Muhammad SAW, tentunya Jibril telah mendapatkan petunjuk akan hal ini dari Allah SWT. Cara malaikat Jibril mengajarkan inilah kita sebut dengan  “ METODE JABAROIL “

Dasar dari istilah METODE JABAROIL adalah Firman Allah Q.S : 75 ayat 18, yaitu :

 ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ قَرَأۡنَٰهُ فَٱتَّبِعۡ قُرۡءَانَهُۥ ١٨

 (18).  Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.

Dengan demikian MOTODE JABAROIL adalah Metode “ TALQIN dan ITTIBA” atau untuk lebih mudah dalam pemahaman, kita istilahkan dengan Metode 3 M yaitu singkatan dari Mendengar, Menirukan dan Melihat, maksudnya mempunyai pengertian : pembelajaran yang diawali dengan contoh bacaannya oleh guru, santri mengikuti atau menirukannya. Kemudian diadakan “ Urdhoh “  atau latihan untuk mengadakan pengulangan-pengulangan dari materi yang telah di bimbing, dengan membagi alokasi waktu sedemikian yang cara penerapannya disesuaikan dengan kondisi santri yang hadir waktu itu, dan berbasis pada kemampuan santri dalam satu kelas.

“ Urdhoh “ istilah ini, sebenarnya bermula dari kebiasaan malaikat Jibil a.s dengan Nabi SAW, dimana pada saat-saat tertentu beliau berdua sering mengadakan kegiatan “ Urdhoh “ ini, yaitu mengadakan pengulangan-pengulangan dari wahyu-wahyu yang telah disampaikan kepada Nabi SAW, kadang kala malaikat Jibril a.s yang membaca dan Nabi SAW yang menyimaknya dan sebaliknya, terlebih lagi di bulan suci Ramadhan, selalu “ Urdhoh “ ini dilaksanakan.

Karena hal demikian itulah, maka dalam proses KBM (kegiatan belajar mengajar) kita praktikkan dengan memakai metode yang benar yaitu metode “ JABAROIL ‘ atau “ TALQIN – ITTIBA” dan  “ URDHOH “

Untuk lebih memantapkan hati kita, tentang metode pengajaran membaca Al Quran yang benar, mari kita   melihat, bagaimana cara guru-guru (para masyayiikh)  kita terdahulu dalam membina para santri-santrinya, telah  ditulis dalam

- (كِتَاب : نِهَايَةُ الْقَوْلِ الْمُفِيْدِ فِيْ عِلْمِ التّجْوِيدِ) مصنيف : الشيخ محمد مكي نصر

ada sebuah  ÙÙŽØ§Ø¦ÙØ¯ÙŽØ©ÙŒ  yang berbunyi :

اَلْاَخْذُ عَنِ الشُيُوْخِ عَلَى نَوْعَيْنِ اَحَدُهُمَا اَنْ يَسْمَعَ مِنْ لِسَانِ الْمَشَايِخِ وَهُوَ طَرِيْقَةُ الْمُتَقَدِّمِيْنَ وَثَانِيْهِمَا اَنْ

  ÙŠÙŽÙ‚ْرَأَ فِيْ حَضَرَتِهِمْ وَهُمْ يَسْمَوْنَهَا وَهَذَا مَسْلَكُ الْمُتَأَخِّرِيْنَ                             

Artinya :

Mengambil qira’at (mempelajarinya) dari guru-guru Al Qur’an ada dua macam :

Pertama : Pelajar mendengarkan bacaan / qira’at dari lisan guru-guru. Ini adalah metode ulama’-ulama’ qira’at yang terdahulu

Kedua : Pelajar membaca Al Qur’an dihadapan guru-guru, sedang guru-guru tersebut mendengarkannya. Ini adalah metode ulma’-ulama’ qira’at belakangan.

Jelas sudahlah bahwa metode yang kita pratikkan ke santri-santri nanti adalah sebuah metode pengajaran yang benar, yang tidak sekedar apa adanya, akan tetapi memiliki landasan yang kuat, dan pernah pula diterapkan oleh guru-guru Al Quran pendahulu kita sebelumnya.

  1. PENGELOLAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MODEL BMQ AT TARTIL.

Prinsip – prinsip dasar Pembelajaran Model BMQ At tartil.

  1. Untuk Guru :
  • Mencontohkan bunyi materi yang akan diajarkan (Talqin).
  • Memimpin drill (Urdhoh) secara klasikal dengan alat peraga setiap awal materi.
  • Memimpin drill (Urdhoh) secara klasikal dengan buku pegangan santri setiap awal materi.
  • Mengevaluasi bacaan santri satu per satu dihadapan guru (Urdhoh Individu)                                                                                                                                                                                                       2. Untuk Santri :
  • Menirukan bunyi materi yang diucapkan guru (Ittiba’).
  • Memimpin drill (Urdhoh) secara klasikal dengan alat peraga, jika ditunjuk guru.
  • Memimpin drill (Urdhoh) secara klasikal dengan buku pegangan santri, jika ditunjuk guru.
  • Setiap membaca, wajib menunjukkan bacaan yang benar dan lancar.                                                                                                          Manfaat dalam Pembelajaran Model BMQ At tartil :
  • KBM menjadi efektif, mudah dan
  • 1 guru bisa mengajar 15 - 20 anak dalam satu kelas.
  • Santri bisa naik jilid dengan kualitas standart bersama-sama dalam satu periode pembelajaran (2-3 bulan).
  • Adanya apersepsi/pengulangan materi sebelumnya.
  • Santri tertib.                                                                                                                                                                                              Alokasi Waktu Pembelajaran Model BMQ At tartil:
  1. Materi Pokok Bahasan Baru A.1 s/d A.4

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

5 “ 

Do’a pembuka

Klassikal

Lagu ttt

5 “

Talqin & Ittiba’

Klassikal

Lagu ttt

10”

Urdhoh Klasikal  dg peraga At tartil

Drill terpimpin & Klasikal

Lagu ttt

10 “

Urdhoh Klasikal / Drill terpimpin dg buku pegangan santri bmq At tartil

Drill terpimpin & Klasikal

Lagu ttt

30 “

Urdhoh Individu

Evaluasi

Lagu ttt

  1. Materi Pokok Bahasan Pengulangan A.1 s/d A.4

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

5 “ 

Do’a pembuka

Klassikal

Lagu ttt

5 “

Talqin & Ittiba’

Klassikal

Lagu ttt

5”

Urdhoh Klasikal  dg peraga At tartil

Drill terpimpin & Klasikal

Lagu ttt

15 “

Urdhoh Klasikal / Drill terpimpin dg buku pegangan santri bmq At tartil

Drill terpimpin & Klasikal

Lagu ttt

30 “

Urdhoh Individu

Evaluasi

Lagu ttt

  1. Materi A. 5

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

5 “

Do’a pembuka

Klassikal

Lagu ttt

5 “

Talqin & Ittiba’

Klassikal

Lagu ttt

5 ”

Urdhoh Klasikal  dg peraga At tartil

Drill terpimpin & Klasikal

Lagu ttt

10 “

Urdhoh Klasikal / Drill terpimpin dg buku pegangan santri bmq At tartil

Drill terpimpin & Klasikal

Lagu ttt

20 “

Urdhoh Individu

Evaluasi

Lagu ttt

  1. Materi Juz ‘Amma

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

2 “

Talqin

Klassikal

Lagu ttt

4 “

Talqin & Ittiba’

Klassikal

Lagu ttt

2 ”

Urdhoh Klasikal

Klasikal

Lagu ttt

12 “

Urdhoh Individu

Evaluasi

Lagu ttt

  1. Materi A.6 hal 1 s.d 3

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

5  “

Do’a pembuka

Klassikal

Lagu ttt

5 “

Talqin & Ittiba’

Klassikal

Lagu ttt

5 ”

Urdhoh Klasikal  dg peraga At tartil

Drill terpimpin & Klasikal

Lagu ttt

10 “

Urdhoh Klasikal / Drill terpimpin dg buku pegangan santri bmq At tartil

Drill terpimpin & Klasikal

Lagu ttt

20 “

Urdhoh Individu

Evaluasi

Lagu ttt

  1. Materi A.6  hal 4 s.d 36 dengan Tehnik Metode Tadarrus - I

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

? “

Talqin

Klassikal

Lagu ttt

? “

Talqin & Ittiba’

Klassikal

Lagu ttt

? ”

Urdhoh Klasikal

Klasikal

Lagu ttt

sisa “

Urdhoh Individu

Evaluasi

Lagu ttt

  1. Materi Juz 1 - 3 (Metode Tadarrus Tahap - 1)

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

10 “

Talqin

Klassikal

Lagu ttt

20 “

Talqin & Ittiba’

Klassikal

Lagu ttt

10 ”

Urdhoh Klasikal

Klasikal

Lagu ttt

20 “

Urdhoh Individu

Evaluasi

Lagu ttt

  1. Materi Juz 4 - 15 (Metode Tadarrus Tahap - 2)

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

25 “

Talqin & Ittiba’

Klassikal

Lagu ttt

15 ”

Urdhoh Klasikal

Klasikal

Lagu ttt

20 “

Urdhoh Individu

Evaluasi

Lagu ttt

  1. Materi Juz 16 - 30 (Metode Tadarrus Tahap - 3)

WAKTU

MATERI

TEHNIK

KET

5 “

Talqin & Ittiba’ Oleh Guru

Klassikal

Lagu ttt

35 ”

Urdhoh Waqof – Ibida’ Oleh Santri (Lanjutan materi yang dibaca Guru)

Evaluasi

Lagu ttt

20 “

Urdhoh Waqof – Ibida’ Oleh Santri (pengulangan materi dari awal)

Evaluasi

Lagu ttt

 

Versi cetak

Related Keywords

metode pembelajaran jabaroil dan bmq attartil

Artikel Terkait